TIMES PACITAN, PACITAN – Jalur Lintas Selatan (JLS) hingga rute Pacitan–Ponorogo menjadi perhatian polisi seiring meningkatnya arus kendaraan dan wisatawan yang masuk ke Pacitan selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Sejumlah titik rawan kecelakaan tersebar di wilayah Pacitan. Di antaranya tanjakan Desa Sedeng, Kecamatan Pacitan. Kontur jalan yang menanjak dan menikung membuat lokasi ini kerap memicu kecelakaan.

Titik lain berada di simpang empat Jalur Lintas Selatan (JLS). Minimnya fasilitas pengatur lalu lintas, termasuk lampu merah, menjadikan persimpangan ini rawan tabrakan.

Jalan Tentara Pelajar, tepatnya ruas Desa Nanggungan–Widoro, Kecamatan Pacitan, juga masuk daftar rawan. Meski jalannya lurus, kecelakaan kerap terjadi, baik melibatkan kendaraan roda dua maupun roda empat.

Sementara itu, jalur Tegalombo-Ponorogo dinilai memiliki risiko tinggi. Selain sempit dan penuh tikungan, banyak titik blind spot serta minim penerangan jalan.

Kasatlantas Polres Pacitan AKP Angga Bagus Sasongko, Selasa (30/12/2025), mengatakan berdasarkan data IRSMS, titik rawan kecelakaan berada di Jalur Lintas Selatan. 

Namun, dalam beberapa waktu terakhir, kecelakaan lebih sering terjadi di jalur Pacitan–Ponorogo.

Tanjakan Mloko Sedeng Pacitan juga menjadi titik rawan kecelakaan lalu-lintas yang patut diwaspadai. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

“Memasuki libur Nataru, jumlah wisatawan ke Pacitan meningkat. Dampaknya, volume kendaraan dan arus lalu lintas juga ikut padat,” ujarnya.

Hingga 29 Desember 2025, tercatat 36 kejadian kecelakaan lalu lintas di Pacitan. Sepanjang Desember, tingkat fatalitas didominasi kategori sedang.

Untuk mengantisipasi hal itu, polisi mengintensifkan Operasi Lilin Semeru. Masyarakat diimbau tidak memaksakan diri berkendara saat lelah atau mengantuk.

“Kalau capek, silakan istirahat di rest area atau tempat yang aman. Jangan dipaksakan karena risikonya bisa fatal,” tegasnya.

Selain itu, Satlantas Polres Pacitan akan mengusulkan kepada Pemkab Pacitan penambahan sarana prasarana keselamatan, seperti marka kejut dan rambu peringatan.

Menurut Angga, upaya ini perlu menjadi perhatian bersama demi menekan angka kecelakaan dan mengurangi fatalitas lalu lintas di Pacitan selama libur Nataru. (*)