https://pacitan.times.co.id/
Berita

HIV di Pacitan Banyak dari LSL, Ketua DPRD Bilang Dinkes Harus Lebih Berani Edukasi

Rabu, 09 Juli 2025 - 13:42
HIV di Pacitan Banyak dari LSL, Ketua DPRD Bilang Dinkes Harus Lebih Berani Edukasi Ketua DPRD Pacitan, Dr Arif Setia Budi saat menyoroti edukasi Dinkes terhadap perilaku menyimpang seksual dan angka HIV. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

TIMES PACITAN, PACITAN – Kalau dipikir-pikir, masalah HIV/AIDS ini memang ibarat bom waktu. Diam-diam bisa meledak kapan saja, apalagi kalau edukasinya setengah hati. Ketua DPRD Pacitan, Dr Arif Setia Budi, sampai angkat bicara soal ini.

Menurut Arif, Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan kudu lebih serius, lebih tegas, lebih berani mengeksekusi edukasi tentang bahaya HIV, utamanya yang dipicu perilaku laki-laki suka laki-laki (LSL). Sebab, data terakhir bikin dia makin waswas.

"Perlu mitigasi, koreksi, dan keberanian edukasi ke masyarakat terkait perilaku menyimpang seperti LSL yang sekarang ini mendominasi kasus HIV/AIDS," kata Arif, Rabu (9/7/2025).

Lho, kalau Dinkes merasa gemeteran sendiri, dia malah nyindir supaya jangan malu-malu buat gandeng Satpol PP sekalian. “Kalau tidak berani, harus bersinergi,” cetusnya.

Menurut Arif, masyarakat sekarang ini hampir 24 jam nonstop mantengin medsos. Konten aneh-aneh bertebaran bebas, algoritma bisa menyesatkan siapa saja. 

“Konten-konten menjurus yang bisa bikin perilaku menyimpang itu harus disosialisasikan, harus ada penyadaran dengan pendekatan persuasif,” ujarnya.

Biar gaungnya lebih sampai ke telinga warga, Arif menyarankan Dinkes gandeng tokoh masyarakat. Wong kalau tokoh bicara, biasanya lebih dituruti daripada sekadar selebaran atau spanduk imbauan.

“Harapannya, perilaku LSL ini tidak bertambah di Kabupaten Pacitan. Apalagi dengan potensi era globalisasi sekarang,” kata dia.

HIV di Pacitan Sedikit Tapi Menohok

Jadi memang kasus HIV di Pacitan secara angka masih belasan. Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan mencatat, hingga Mei 2025 sudah ada 12 warga yang positif HIV. Tapi jangan dulu tepuk tangan. Soalnya sebagian besar ternyata disumbang dari perilaku LSL.

Kalau mau jujur, angka belasan itu saja sudah cukup bikin PR. Sebab urusan HIV ini sifatnya kayak gunung es kelihatan sedikit, yang tak terlihat bisa jauh lebih banyak.

Farida: Edukasi Sulit, Akhirnya Fokus Obati

Dan benar saja, di ujung cerita ini, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Pacitan, Nur Farida, mengaku bukan perkara gampang mengedukasi kelompok LSL.

"Kasus baru terbesar asalnya dari LSL. Karena ada kelainan seksual, kami susah mengedukasi. Sulit sekali untuk menjadi normal. Akhirnya konsepnya lebih kepada pengobatan," ungkap Farida, Kamis (22/5/2025) lalu.

Pihaknya sudah rutin skrining di tempat hiburan malam. Tapi ya begitu, kadang mental kena tembok penolakan. “Sebelumnya kami komunikasi dengan pemilik THM, supaya mereka sadar mau skrining. Karena mereka berisiko. Tapi memang masih ada beberapa yang menolak,” bebernya.

Dari 12 kasus HIV itu, satu pasien sudah terapi antiretroviral (ARV), sedangkan satu lagi harus menuntaskan pengobatan TB dulu sebelum lanjut terapi HIV.

Masyarakat pun diminta makin sadar untuk memeriksakan diri sejak dini. Biar nanti tidak terjadi lagi lonjakan kasus HIV di Pacitan. (*)

Pewarta : Yusuf Arifai
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Pacitan just now

Welcome to TIMES Pacitan

TIMES Pacitan is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.