TIMES PACITAN, PACITAN – STKIP PGRI Pacitan kembali meneguhkan posisinya sebagai perguruan tinggi pendidikan yang tak bisa dipandang sebelah mata. Seluruh program studi utama yang ada di kampus ini sudah mengantongi akreditasi dari Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (Lamdik). 

Bahkan Program Profesi Guru (PPG) Matematika yang belum memiliki mahasiswa aktif pun berhasil meraih status akreditasi 'baik'. 

“Alhamdulillah, tujuh program studi utama maupun PPG Matematika sudah terakreditasi di Lamdik,” ujar Ketua STKIP PGRI Pacitan, Bakti Sutopo, Selasa (5/8/2025).

Kampus yang berlokasi di Jalan Cut Nyak Dhien ini memiliki tujuh program studi, yakni Pendidikan Sejarah, Pendidikan Informatika, Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Matematika, Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), serta Pendidikan Bahasa Inggris.

“Untuk PPG, karena belum ada mahasiswa karena menunggu penempatan dari pusat, maka kita dapat akreditasi ‘baik’. Tapi untuk tujuh prodi utama, semuanya sudah terakreditasi ‘baik sekali’,” jelas Bakti.

Bakti menegaskan, capaian akreditasi ini bukan sekadar pencapaian administratif, tapi menjadi bukti konkret bahwa STKIP PGRI Pacitan masih dipercaya masyarakat sebagai lembaga pendidikan tinggi. “Ini modal besar bagi kami. Bisa tetap dipercaya masyarakat dan berkompetisi secara sehat di dunia pendidikan, itu luar biasa,” tambahnya.

Sebagai kampus yang berfokus pada bidang pendidikan, STKIP PGRI Pacitan terus menyesuaikan diri dengan dinamika kebijakan nasional, termasuk program “Kampus Berdampak” yang tengah digencarkan pemerintah.

“Kami tidak ingin jadi menara gading. Kami ingin hadir sebagai solusi nyata dalam konteks pendidikan di Pacitan,” tegasnya.

Hal ini, kata Bakti, dijalankan lewat penguatan pada semua lini: dari dosen, mahasiswa, hingga tenaga kependidikan. Selain itu, riset dan pengabdian masyarakat juga menjadi fokus utama untuk memberi manfaat yang lebih luas.

“Tidak hanya unggul dalam bidang pendidikan, kami juga ingin berkontribusi nyata kepada masyarakat,” ujarnya.

Bakti juga menyinggung keterbukaan kampus terhadap kolaborasi lintas lembaga. “Kami sangat terbuka untuk kerja sama. Jika ada SDM dari luar yang bisa berkontribusi demi kemajuan bersama, kami sangat senang,” katanya.

Dari sisi alumni, kampus ini juga menunjukkan kinerja positif. Berdasarkan data tracer study, lulusan STKIP PGRI Pacitan tak hanya bekerja di wilayah Jawa Timur, tapi juga menyebar ke berbagai daerah di Indonesia.

“Alumni kami sudah tersebar, dari Sumatera, Kepulauan Riau, Ambon, Papua, hingga Ende. Sesuai bidang keahlian mereka masing-masing,” jelas Bakti.

Meski secara persentase belum besar, lanjutnya, keberhasilan alumni berkiprah di luar daerah merupakan kebanggaan tersendiri. Kampus pun terus menjaga relasi baik dengan para alumninya.

“Kami punya sistem penelusuran alumni secara berkala. Ini penting untuk melihat sejauh mana mereka berkembang di dunia kerja,” ucapnya.

Kepada para alumni, Bakti selalu berpesan agar berani keluar dari zona nyaman.

“Banyak peluang di luar sana. Jangan takut mencoba. Sudah banyak yang membuktikan,” pesannya.

Dengan begitu, Bakti optimistis STKIP PGRI Pacitan akan terus menjadi pilihan utama masyarakat Pacitan dan sekitarnya. “Insyaallah, kepercayaan masyarakat masih terus terjaga. Dan kami akan menjaga itu dengan kerja nyata,” tutupnya. (*)