TIMES PACITAN, PACITAN – SMPN 4 Bandar Satu Atap Kabupaten Pacitan membiasakan siswa masuk sekolah lebih pagi untuk mengikuti program literasi sebelum pelajaran dimulai.
Kegiatan yang dikenal sebagai literasi Jam ke-0 itu dilaksanakan rutin setiap Rabu dan Kamis mulai pukul 06.45 WIB di Perpustakaan “Titian Ilmu”.
Selama 15 menit, siswa diarahkan membaca buku dan menyimak materi bacaan secara mandiri. Program ini diterapkan sebagai bagian dari upaya sekolah memperkuat kemampuan literasi dasar peserta didik.
Kepala Perpustakaan SMPN 4 Bandar Satu Atap Pacitan sekaligus pengelola kegiatan literasi, Indriawan Wibisono, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut tidak sekadar membaca, tetapi juga melatih pemahaman siswa terhadap isi bacaan.
Siswa antusias memilih buku yang digemari. (FOTO: Sutini for TIMES Indonesia)
“Tujuannya bukan sekadar membaca. Kami ingin siswa mampu mendengar dengan saksama, menyimak dengan teliti, dan puncaknya mampu menuliskan kembali isi pesan tersebut. Itulah esensi literasi yang sesungguhnya,” kata Indriawan, Rabu (24/12/2025).
Dilaksanakan Tanpa Paksaan
Indriawan menegaskan, program literasi Jam ke-0 dijalankan tanpa unsur pemaksaan atau sanksi. Siswa diarahkan untuk datang lebih awal dan memanfaatkan waktu pagi untuk membaca secara sadar dan teratur.
Kegiatan ini didampingi oleh dua guru, yakni Haryati, S.Pd. dan Sutini, S.Pd., yang bertugas memastikan siswa membaca dengan tertib serta memahami bacaan yang dipilih.
Menurut Indriawan, pendampingan guru penting agar literasi tidak hanya menjadi rutinitas administratif, tetapi benar-benar berdampak pada kemampuan berpikir siswa.
“Anak-anak tidak hanya membuka buku. Mereka juga kami latih untuk menangkap isi bacaan dan menuangkannya kembali secara tertulis,” ujarnya.
Kepala Sekolah: Literasi Kunci Prestasi
Kepala SMPN 4 Bandar Satu Atap Pacitan, Eko Siswanto, S.Pd., menyebut penguatan literasi sebagai langkah strategis untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di semua mata pelajaran.
“Kami percaya literasi yang kuat adalah fondasi utama pembelajaran. Jika kemampuan membaca dan memahami teks baik, maka pelajaran lain akan lebih mudah diterima siswa,” kata Eko.
Ia menilai, banyak kesulitan belajar siswa bersumber dari lemahnya pemahaman bacaan, bukan semata karena materi pelajaran yang sulit.
“Harapannya, hasil belajar siswa di semua bidang ikut meningkat seiring dengan tajamnya kemampuan mereka dalam mengolah informasi,” lanjutnya.
Perpustakaan Jadi Pusat Aktivitas
Dengan adanya program literasi Jam ke-0, Perpustakaan “Titian Ilmu” tidak lagi hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan buku. Perpustakaan dimanfaatkan sebagai ruang pembelajaran aktif yang digunakan setiap pagi.
Siswa membaca dengan suasana tenang sebelum masuk kelas. Aktivitas tersebut dinilai membantu siswa lebih siap mengikuti pelajaran karena telah terbiasa fokus sejak awal hari.
Pihak sekolah menyebut, kebiasaan membaca di pagi hari juga membentuk disiplin waktu dan tanggung jawab siswa terhadap proses belajar.
Target Jangka Panjang
Sekolah berharap program literasi Jam ke-0 dapat menumbuhkan budaya membaca yang berkelanjutan. Tidak hanya saat di sekolah, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari siswa.
“Literasi bukan program sesaat. Ini investasi jangka panjang untuk membentuk cara berpikir siswa,” kata Eko.
SMPN 4 Bandar Satu Atap Pacitan menargetkan, penguatan literasi dasar tersebut akan berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran dan kesiapan siswa menghadapi jenjang pendidikan berikutnya. (*)
| Pewarta | : Yusuf Arifai |
| Editor | : Ronny Wicaksono |