https://pacitan.times.co.id/
Berita

Iran Masih Simpan 'Senjata Alternatif' di Tengah Konflik: Penutupan Selat Hormuz

Senin, 16 Juni 2025 - 11:57
Iran Masih Simpan 'Senjata Alternatif' di Tengah Konflik: Penutupan Selat Hormuz Saat melancarkan serangannya terhadap Israel, Iran masih mempertimbangkan pilihan militer dan diplomatiknya.(FOTO: Mehr News Agency)

TIMES PACITAN, JAKARTAIran diyakini banyak pihak memiliki program rudal terbesar di Timur Tengah, dengan ribuan rudal balistik yang memilikinya  jangkauan dan kecepatan yang bervariasi, namun juga 'menyimpan senjata alternatif'  yakni penutupan selat Hormuz.

Iran telah berulang kali menyampaikan ancamannya, yakni menutup Selat Hormuz yang terletak di antara Iran dan Oman, yang bisa menghentikan pengiriman jutaan barel minyak per hari ke dunia.

pasokan-minyak-dunia.jpgTitik sempit ini sangat penting bagi pasokan minyak dunia, dengan satu dari lima barel minyak dikirim melalui selat tersebut.(FOTO: Llyod List)

Untuk sementara ini, Iran kemungkinan masih akan bisa terus menyerang Israel dengan rudal-rudalnya itu selama berminggu-minggu.

Waktu yang cukup bagi Israel untuk mengalami kerusakan yang signifikan, yang tidak biasa dialami penduduknya selama bertahun-tahun hanya benar-benar terkena serangan dari kelompok bersenjata yang lebih lemah seperti dari Jalur Gaza, Lebanon, dan Yaman.

Dalam sebuah analisis yang dibeberkan Al Jazeera, Iran sampai kini telah bertahan selama tiga hari dari serangan Israel, yang telah menewaskan lebih dari 240 warga Iran, termasuk beberapa anggota pimpinan Angkatan Bersenjatanya.

Namun respons Iran membalas dengan cara yang belum pernah dialami Israel, yakni dengan rudal Iran yang menyebabkan kerusakan yang menghancurkan kota-kota terbesar Israel seperti Tel Aviv dan Haifa.

Seberapa besar kerusakan yang disebabkan oleh kedua belah pihak, dan dalam banyak kasus situs mana saja yang terkena dampak memang masih belum jelas. Fakta akurat masih sulit diperoleh karena perang informasi juga menyertai konflik militer antara Israel dan Iran.

Sulit juga untuk mengetahui berapa banyak rudal dan amunisi yang masih dimiliki kedua belah pihak dalam persediaan mereka, dan berapa lama Israel dan Iran bisa mempertahankan pertempuran ini.

Iran telah mengungkap tentang efektiftas rudal-rudalnya yang lebih canggih.

Rudal Haj Qassem, yang digunakan untuk pertama kalinya terhadap Israel pada hari Minggu, mampu menghindari pertahanan udara Israel, dan rekaman dari Israel juga dengan jelas menunjukkan perbedaan dalam kekuatan dan kecepatan dibandingkan dengan rudal-rudal lama yang digunakan Iran dalam serangan-serangan sebelumnya.

Tentu saja rudal-rudal canggih yang dimiliki Iran itu jumlahnya pasti terbatas, dan pada akhirnya harus membatasi penggunaannya.

Namun jika digabungkan dengan rudal-rudalnya yang lebih standar, dan ribuan pesawat tanpa awak, Iran memiliki kemampuan militer yang cukup untuk menimbulkan kerusakan bagi Israel, dan akan membingungkan mereka yang selama ini percaya bahwa Iran tidak memiliki kekuatan untuk meneruskan pertempuran dalam jangka pendek.

Iron Dome milik Israel tengah diuji berat oleh rentetan serangan rudal Iran, namun negara itu ternyata meminta bantuan sekutu utamanya, Amerika Serikat, untuk mencegat serangan tersebut.

Di sisi lain, Amerika Serikat yang dipimpin oleh Presiden Donald Trump, bersikeras bahwa pihaknya bukan pihak dalam konflik antara Israel dan Iran, namun telah mengancam Iran jika  kepentingannya di kawasan itu termasuk pangkalan militer yang tersebar di seluruh Timur Tengah diserang.

Bagi Iran, serangan apa pun terhadap pangkalan atau personel AS mungkin menjadi skenario terburuk yang ingin dihindarinya.

Tidak Ingin Perang Menyebar

Menteri Luar Negeri Iran,  Abbas Araqchi juga telah menegaskan, bahwa  Republik Islam Iran tidak ingin perang menyebar ke negara-negara lain di kawasan tersebut, seraya menambahkan bahwa serangan rudal Iran ke Israel itu dilakukan semata untuk membela diri dan akan berhenti jika rezim Israel menghentikan agresinya.

Dalam pidatonya di hadapan para duta besar, pejabat, dan kepala misi luar negeri dan internasional di Teheran Minggu (15/6/2025) kemarin, Araqchi juga menegaskan bahwa pertahanan sah Iran akan terus berlanjut dalam menghadapi agresi terhadap kedaulatan dan integritas teritorialnya.

Ia mengatakan agresi Israel merupakan kesalahan strategis besar yang kemungkinan besar dilakukan dengan maksud sebelumnya dan dengan tujuan menyebarkan perang ke luar wilayah Iran.

"Teluk Persia merupakan wilayah yang sangat sensitif dan kompleks, dan setiap perkembangan militer di sana bisa melibatkan tidak hanya seluruh wilayah, tetapi juga dunia," ia memperingatkan, seraya menegaskan kembali bahwa Iran tidak ingin konflik tersebut meluas.

"Serangan udara mematikan Israel yang tidak beralasan sejak Jumat dini hari “belum pernah terjadi sebelumnya dan dianggap sebagai agresi yang jelas terhadap wilayah Iran," tandasnya, seraya menambahkan bahwa “rezim Zionis menyerang berbagai target, yang paling penting adalah fasilitas nuklir di Natanz serta kawasan permukiman di Teheran dan kota-kota lainnya.

Ia menekankan bahwa Israel tidak mengakui batas wilayah apa pun. Diplomat tinggi itu juga mengatakan rezim zionis tersebut membunuh sejumlah profesor universitas, ilmuwan nuklir, dan komandan militer yang tidak berada di medan perang tetapi di rumah mereka.

Ia juga mengatakan serangan terhadap anak-anak dan warga sipil tak berdosa itu terjadi saat negosiasi dengan Amerika Serikat sedang berlangsung, yang putaran keenamnya seharusnya berlangsung hari Minggu kemarin.

Iran pun masih memiliki pilihan "senjata" lain, dan itu telah berulang kali disampaikan dalam ancamannya, yakni menutup Selat Hormuz kartu kuat yang harus dimainkan Iran, yang terletak di antara Iran dan Oman, yang bisa menghentikan pengiriman jutaan barel minyak per hari ke dunia.

Iran belum pernah sepenuhnya menutup jalur perairan strategis tersebut, namun telah mengancam akan melakukannya berkali-kali sebagai respons terhadap ketegangan geopolitik.

Perang Iran-Israel berpotensi memberikan dampak langsung bagi negara-negara Teluk pengekspor energi dan, dalam jangka panjang, bagi seluruh dunia

Berkat kuasa Tuhan, hampir separuh cadangan minyak dan gas dunia berada di bawah atau di sekitar perairan Teluk Arab, dan aliran sebagian besar kekayaan ke dunia harus melewati jalur laut sempit yaitu Selat Hormuz. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Pacitan just now

Welcome to TIMES Pacitan

TIMES Pacitan is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.