https://pacitan.times.co.id/
Berita

Dindik Pacitan Gandeng TIMES Indonesia, Guru SMP Dilatih Melek Digital dan Jurnalisme Positif

Senin, 22 Desember 2025 - 11:53
Dindik Pacitan Gandeng TIMES Indonesia, Guru SMP Dilatih Melek Digital dan Jurnalisme Positif Kepala Dinas Pendidikan Pacitan, Khemal Pandu Pratikna, S.STP saat membuka pelatihan jurnalistik dan guru melek digital TIMES Indonesia. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

TIMES PACITAN, PACITAN – Upaya meningkatkan literasi digital sekaligus kualitas komunikasi publik dunia pendidikan terus diperkuat Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan. 

Terbaru, Dindik Pacitan menggandeng TIMES Indonesia untuk melatih puluhan guru jenjang SMP agar melek digital dan memiliki keterampilan jurnalistik yang memadai.

Pelatihan jurnalistik dan literasi digital itu digelar Senin (22/12/2025) di Gedung Karya Dharma Wanita Kabupaten Pacitan, diikuti 50 guru SMP negeri se-Kabupaten Pacitan. 

Para peserta mendapat pembekalan mengenai pentingnya penulisan berbasis jurnalisme positif serta strategi membangun branding atas prestasi dan inovasi sekolah.

Materi tersebut disampaikan langsung oleh Chief Marketing Officer (CMO) TIMES Indonesia, Bambang H. Irwanto.

Kegiatan ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang Dinas Pendidikan untuk membangun ekosistem pendidikan yang adaptif, terbuka, serta mampu menyampaikan praktik baik secara bertanggung jawab kepada publik.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan, Khemal Pandu Pratikna, S.STP, menegaskan kerja sama dengan TIMES Indonesia merupakan langkah yang tepat. Ia menyebut kolaborasi tersebut sudah dilandasi kesepahaman dan visi yang sama.

“Ketika saya masuk Gedung Karya Dharma Wanita dan melihat panitianya, rasanya sudah tidak asing lagi. Kerja sama ini bagi kami sudah tepat. Insyaallah kita sudah nyawiji,” ujar Khemal dalam sambutannya.

Khemal-Pandu-Pratikna-a.jpg

Dalam kesempatan itu, Pandu juga menyampaikan apresiasi kepada jajaran TIMES Indonesia, mulai dari manajemen hingga biro daerah Pacitan. Ia berharap sinergi yang terbangun tidak berhenti pada satu kegiatan semata.

“Selamat datang kepada CMO TIMES Indonesia Bapak Bambang H. Irwanto. Semoga betah di Pacitan, syukur-syukur bisa punya tempat tinggal baru di sini,” ucapnya disambut senyum peserta.

Tantangan Literasi dan Budaya Konsumsi Informasi

Pandu secara terbuka menyinggung tantangan serius yang dihadapi masyarakat Pacitan, khususnya terkait tingkat literasi. Ia mengulas fenomena lama dalam dunia jurnalistik, yakni anggapan bahwa bad news is a good news, yang menurutnya masih sangat relevan dengan kondisi literasi masyarakat saat ini.

“Dalam dunia kewartawanan sering kali yang faktual itu justru berita-berita yang sifatnya negatif. Masyarakat lebih tertarik pada hal-hal yang jelek,” katanya.

Ia mencontohkan isu-isu sensitif yang ramai diperbincangkan di media sosial tanpa dibaca secara utuh. Menurutnya, kebiasaan membaca judul lalu langsung berkomentar menjadi cermin rendahnya literasi.

“Akibatnya, orang hanya tertarik judulnya, tidak membaca isinya secara utuh, lalu berkomentar. Ini berbanding terbalik dengan ramainya komentar di media sosial,” tegasnya.

Kondisi tersebut, lanjut Pandu, menjadi pekerjaan rumah besar dunia pendidikan. Guru tidak hanya dituntut mengajar di kelas, tetapi juga memberi contoh dalam menyikapi informasi secara bijak.

“Ini menjadi tanggung jawab kita bersama di Dinas Pendidikan. Orang pendidikan itu identik dengan terpelajar dan terdidik,” imbuhnya.

Guru Didorong Menjadi Produsen Informasi Positif

Melalui pelatihan jurnalistik ini, Pandu berharap para guru mampu mengasah kemampuan menulis sekaligus menghadirkan kabar-kabar positif dari lingkungan sekolah. Menurutnya, semakin banyak narasi baik yang disampaikan, semakin besar pula dampak positif yang dirasakan masyarakat.

Bambang.jpg

“Kami harap teman-teman guru bisa mengasah kemampuan jurnalistiknya dan memberi kabar-kabar positif. Masa depan pendidikan Pacitan ada di tangan bapak ibu guru semua,” ujarnya.

Ia juga mendorong guru memanfaatkan pelatihan ini untuk menulis ide, gagasan, dan catatan reflektif tentang pendidikan. Bahkan, Dinas Pendidikan berencana memberikan apresiasi bagi karya tulis terbaik.

“Manfaatkan kesempatan ini untuk menulis gagasan dan pendapat yang berbobot. Nanti akan kami lombakan, yang terbaik akan kami beri apresiasi. Menulis itu bisa menginspirasi banyak orang,” tandasnya.

Jurnalisme Tidak Sekadar Audio Visual

Di era digital, jurnalisme sering dipersepsikan sebatas video pendek atau konten visual. Namun Pandu menekankan bahwa kekuatan utama jurnalisme tetap terletak pada narasi yang baik dan bernalar.

“Jurnalisme itu luas. Tidak hanya video atau reels. Kemampuan menulis, memahami masalah, lalu mencari solusi adalah bagian penting dari jurnalistik,” jelasnya.

Ia mengaitkan kemampuan literasi dengan nilai keagamaan dan intelektual. Menurutnya, perintah iqra tidak hanya bermakna membaca teks, tetapi juga membaca konteks kehidupan.

“Ketika orang terpelajar bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, apa yang kita lakukan hari ini adalah bagian dari menjalankan perintah agama,” ucapnya.

Sekolah Diminta Lebih Adaptif dan Kreatif

Pandu juga menyoroti pentingnya adaptasi sekolah terhadap perubahan zaman. Ia meminta media sosial sekolah dimaksimalkan sebagai sarana komunikasi publik yang sehat dan edukatif.

“Selama sebulan saya di Dinas Pendidikan, kesannya masih kaku dan formal. Padahal perubahan terjadi begitu cepat. Kalau terlalu kaku, kita bisa tertinggal,” katanya.

Menurutnya, pendidik harus selangkah lebih maju, tanpa meninggalkan adab, etika, dan kearifan yang diwariskan para senior.

“Kita belajar dari para senior tentang kebijaksanaan, sekaligus menjadi jembatan kemajuan. Sekolah harus berani berkreasi,” ujarnya.

Menutup sambutannya, Pandu menyampaikan pesan reflektif tentang makna literasi.

“Jika dengan membaca kita bisa melihat dunia, maka dengan menulis kita bisa membuat dunia,” pungkasnya.

TIMES Indonesia Dorong Jurnalisme Positif Sekolah

Sementara itu, Kepala Biro TIMES Indonesia Kabupaten Pacitan, Rojihan, menjelaskan pelatihan ini merupakan agenda rutin yang digelar setiap tahun sebagai bentuk komitmen terhadap jurnalisme positif, khususnya di sektor pendidikan.

“Pelatihan ini kami adakan setahun sekali untuk mendukung jurnalisme positif dan ketahanan informasi dunia pendidikan,” kata Rojihan.

Ia menyebut setiap guru peserta akan mendapatkan kesempatan menulis berita kegiatan, prestasi, inovasi, hingga gagasan pendidikan di platform TIMES Indonesia.

“Setelah pelatihan ini, setiap guru memiliki lima kuota kesempatan menulis. Ini untuk membranding sekolah masing-masing, khususnya jenjang SMP,” jelasnya.

Rojihan menilai dunia pendidikan membutuhkan narasi yang adil dan berimbang agar publik tidak hanya disuguhi kabar negatif.

“Mari kita syiarkan kebaikan, inovasi, dan prestasi. Bukan lagi bad news is a good news, tapi good news is a good news,” tegasnya.

Ia pun mengucapkan terima kasih kepada Dinas Pendidikan Pacitan atas kepercayaan yang diberikan kepada TIMES Indonesia. (*) 

Pewarta : Yusuf Arifai
Editor : Bambang H Irwanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Pacitan just now

Welcome to TIMES Pacitan

TIMES Pacitan is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.