TIMES PACITAN, PACITAN – Harga ikan laut di Pacitan mengalami kenaikan menjelang akhir Oktober 2025. Ikan tongkol naik tipis menjadi Rp25 ribu per kilogram, dari sebelumnya Rp24 ribu. Sedangkan ikan kembung masih stabil di Rp30 ribu per kilogram.
“Kenaikan harga tongkol dipicu cuaca kurang bersahabat beberapa hari terakhir yang berdampak pada hasil tangkapan nelayan,” kata Plt Kabid Perdagangan Disdagnaker Pacitan, Wahyu Dwi Cahyono, Kamis (23/10/2025).
Untuk ikan laut segar seperti bandeng, pasokan dilaporkan masih terbatas karena faktor gelombang laut tinggi di pantai selatan. Meski demikian, stok ikan dari hasil tangkapan nelayan lokal Pacitan dan pasokan dari Trenggalek masih mampu memenuhi kebutuhan pasar.
Meski begitu, Cahyo menyebut harga daging masih stabil dan pasokan dari peternak dan pedagang juga diklaim aman.
“Belum ada tekanan dari sisi permintaan maupun distribusi. Pasokan lancar, terutama dari wilayah Ponorogo dan Wonogiri,” terangnya.
Secara umum, harga bahan pokok hasil peternakan dan perikanan di Pacitan terpantau stabil dalam tiga pekan terakhir. Dibandingkan bulan lalu, daging ayam dan telur bahkan cenderung turun tipis.
Daging ayam ras yang sempat di kisaran Rp37,7 ribu, kini berada di angka Rp37 ribu. Telur ayam ras turun dari Rp28,6 ribu menjadi Rp28 ribu per kilogram.
“Fluktuasi kecil seperti ini masih wajar dan tidak berdampak signifikan terhadap daya beli masyarakat,” tambah Cahyo.
Berdasarkan pemantauan di Pasar Minulyo, sejumlah komoditas seperti daging ayam ras, telur ayam ras, dan daging sapi masih berada pada kisaran harga normal.
Daging ayam ras tercatat stabil di angka Rp37 ribu per kilogram, sama seperti minggu lalu. Begitu pula telur ayam ras, masih bertahan di Rp28 ribu per kilogram, tidak berubah dari harga sepekan sebelumnya.
Harga daging sapi juga tidak banyak bergerak. Daging sapi paha belakang dijual Rp138 ribu per kilogram, sedangkan paha depan di kisaran Rp130 ribu per kilogram.
Jenis sandung lamur dan tetelan masing-masing berada di level Rp85 ribu dan Rp75 ribu per kilogram.
Sementara itu, Pedagang ayam potong di Pasar Minulyo, Didik Setiawan (47), mengaku harga daging ayam potong saat ini masih terbilang tinggi. Menurutnya, harga daging ayam bagian dada kini mencapai Rp40 ribu per kilogram, sedangkan bagian campuran dijual sekitar Rp38 ribu per kilogram.
“Harga normalnya biasanya Rp38 ribu, tapi sudah lebih sebulan ini belum juga turun, masih di Rp40 ribu,” ujar Didik kepada TIMES Indonesia.
Ia menambahkan, kenaikan harga tersebut berdampak langsung pada penjualan. Banyak pelanggan yang akhirnya urung membeli karena harga dianggap mahal. “Banyak yang ngeluh, akhirnya nggak jadi beli. Pasar juga lagi sepi, warung-warung juga sepi,” tuturnya.
Menurut Didik, tingginya harga ayam potong disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya meningkatnya permintaan dari perusahaan pemotongan besar seperti MBG, serta adanya musim hajatan yang masih berlangsung di sejumlah wilayah. “Permintaan banyak, tapi yang disuplai ke sini cuma satu dua pedagang saja,” jelasnya.
Dalam kondisi seperti ini, pedagang kecil di pasar tradisional ikut terdampak. “Pedagang biasa banyak yang mengeluh sepi,” kata Didik.
Ia berharap harga ayam potong segera kembali stabil agar pembeli tidak terus menurun. “Kalau harga stabil, ya penjualan juga lumayan. Sekarang paling cuma laku 20 sampai 25 ekor per hari,” pungkasnya.
Pemkab Pacitan terus memantau harga di pasar menjelang libur panjang akhir tahun. Diharapkan, stabilitas harga daging dan ikan dapat terus terjaga agar inflasi daerah tetap terkendali. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Harga Ikan Laut di Pacitan Merangkak Naik, Daging dan Telur Stabil
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Deasy Mayasari |