TIMES PACITAN, PACITAN – Rencana rehab Pasar Tulakan tersendat karena sebagian pedagang menolak direlokasi. Kondisi ini membuat Dinas Perdagangan dan Tenaga Kerja (Disdagnaker) Pacitan harus putar otak.
Kepala Disdagnaker Pacitan, Acep Suherman, mengakui persoalan tersebut jadi pekerjaan rumah tersendiri. “PR-nya cuma satu. Kalau ada pedagang yang tidak mau dipindah ke belakang, nanti urusannya dengan pihak ketiga soal sewa bangunan,” ujarnya, Kamis (20/11/2025).
Menurut Acep, cukup banyak pedagang yang keberatan pindah ke lokasi baru. Namun Pemkab memilih tidak turun tangan terlalu jauh.
“Informasi terakhir banyak pedagang yang nggak mau pindah. Ya silakan, nanti kontraknya dengan pihak swasta. Pemda sudah tidak ikut-ikut,” lanjutnya.
Acep menambahkan, proyek penataan di area belakang pasar dijadwalkan mulai dikerjakan pada 2026.
Pembangunan kali ini bakal fokus pada penataan ulang lapak dengan konsep los terbuka dan hanya sedikit kios permanen. “Modelnya nanti los, dan kios cuma beberapa,” jelasnya.
Untuk anggaran, tahap awal pembangunan diperkirakan menelan biaya sekitar Rp400 juta dari APBD Pacitan.
Jika tidak ada perubahan, pengerjaan direncanakan dimulai Februari atau Maret 2026 dan ditargetkan selesai sebelum Juli.
Pemerintah, kata Acep, tetap memberi ruang bagi pedagang yang bersedia mengikuti penataan ulang. “Pedagang yang mau pindah ya kita fasilitasi. Yang nggak mau pindah ya nggak apa-apa,” tuturnya.
Lewat rencana rehab tersebut, Pemkab Pacitan berharap wajah Pasar Tulakan bisa semakin rapi, nyaman, dan layak sebagai pusat aktivitas ekonomi warga ke depan. (*)
| Pewarta | : Yusuf Arifai |
| Editor | : Faizal R Arief |