TIMES PACITAN, PACITAN – Alih fungsi lahan yang kian masif dinilai menjadi alarm serius bagi masa depan lingkungan dan kehidupan masyarakat. Kondisi itu mendorong DPD Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Jawa Timur menyerukan agar seluruh kader turun ke garis depan, pasang badan menjaga kelestarian bumi.
Seruan tersebut mengemuka dalam Rapat Pimpinan Daerah (RAPIMDA) DPD GMNI Jawa Timur yang digelar Jumat (19/12/2025) di Pendopo Kabupaten Ngawi. Forum strategis ini diikuti perwakilan 35 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) GMNI kabupaten/kota se-Jawa Timur, dengan mengusung tema “Soliditas GMNI Jawa Timur Menguatkan Peran Strategis Kader dalam Arah Baru Perjuangan.”
Ketua DPD GMNI Jawa Timur, Hendra Prayogi, S.H., dalam sambutannya menegaskan bahwa krisis lingkungan saat ini bukan sekadar isu tambahan, melainkan ancaman nyata bagi masa depan bangsa. Ia menilai, maraknya alih fungsi lahan tanpa kendali telah merusak keseimbangan ekologis dan menempatkan masyarakat sebagai pihak yang paling dirugikan dalam jangka panjang.

Hendra menyebut, lahan-lahan produktif yang beralih menjadi kawasan komersial, perumahan, hingga kawasan industri terus menggerus daya dukung lingkungan. Jika dibiarkan, dampaknya bukan hanya pada kerusakan alam, tetapi juga pada ketahanan pangan dan keberlanjutan hidup generasi mendatang.
“Sudah saatnya kita bersama-sama menjaga lingkungan dan bumi kita. Alih fungsi lahan yang serampangan harus dihentikan. GMNI tidak boleh diam. Kita harus berada di garis terdepan dalam menjaga bumi dan lingkungan,” tegas Hendra di hadapan peserta RAPIMDA.
Melalui RAPIMDA ini, DPD GMNI Jawa Timur menegaskan komitmennya untuk memperkuat soliditas organisasi sekaligus menajamkan arah perjuangan kader. Isu lingkungan ditempatkan sebagai salah satu agenda strategis yang harus direspons secara ideologis, kritis, dan berkelanjutan.
GMNI diharapkan tidak hanya tampil sebagai kekuatan intelektual di ruang diskursus, tetapi juga hadir sebagai gerakan moral dan sosial yang konsisten membela kepentingan rakyat serta menjaga keberlanjutan lingkungan hidup. (*)
| Pewarta | : Yusuf Arifai |
| Editor | : Faizal R Arief |