TIMES PACITAN, PACITAN – Penemuan mayat di sebuah jurang menghebohkan masyarakat, Kamis (25/9/2025) siang. Mayat yang ditemukan dalam kondisi membusuk itu diduga berkaitan dengan kasus pembacokan brutal di Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan. Namun, pihak kepolisian masih menunggu hasil otopsi untuk memastikan identitasnya.
Lokasi penemuan mayat pria yang mengenakan celana pendek biru dan kaus itu berada di sebuah jurang hutan Dusun Gading, Desa Temon.
Kapolres Pacitan, AKBP Ayub Diponegoro Azhar, menyampaikan bahwa lokasi penemuan mayat berada di daerah yang cukup terjal. Kondisi jenazah sudah tidak utuh sehingga sulit diidentifikasi secara langsung.
“Lokasi TKP penemuan mayat cukup terjal dan kondisi mayat sudah tidak utuh (membusuk). Namun untuk sementara, dugaan awal ciri pakaian sesuai dengan ciri pelaku. Mohon masyarakat tidak mudah mengupload berita yang masih belum diketahui kebenarannya atau hoaks. Kami menunggu hasil otopsi di rumah sakit,” ujar Ayub.
Penemuan ini sebelumnya ramai dibicarakan di media sosial. Sejumlah unggahan video warganet memperlihatkan tim anjing pelacak K-9 dari Polda Jawa Timur yang diarahkan menuju jurang tersebut.
Latar Belakang Kasus
Mayat yang ditemukan diduga berkaitan dengan kasus pembacokan berdarah yang terjadi pada Sabtu, 20 September 2025, di Desa Temon, Kecamatan Arjosari. Pelaku diketahui bernama Wawan, mantan suami dari korban Miswati.
Dalam insiden itu, Wawan menyerang keluarga mantan istrinya dengan senjata tajam. Aksi brutal tersebut menewaskan mantan mertuanya di lokasi kejadian, sementara Miswati, anaknya, dan beberapa anggota keluarga lain mengalami luka berat.
Sejak kejadian, polisi melakukan pengejaran besar-besaran karena pelaku diduga melarikan diri ke hutan. Polres Pacitan bahkan mengerahkan anjing pelacak K-9 dari Polda Jawa Timur untuk membantu pencarian. Namun, jejak pelaku sempat terputus setelah anjing pelacak mengindikasikan bahwa ia keluar dari area Desa Temon.
Pencarian Melibatkan Warga
Pengejaran terhadap Wawan tidak hanya dilakukan aparat, tetapi juga melibatkan ratusan warga. Bersama-sama, mereka menyisir hutan di sekitar Kecamatan Arjosari.
Kekhawatiran itu berdampak pada aktivitas sehari-hari. Beberapa sekolah dasar (SD) di Kecamatan Arjosari terpaksa meliburkan kegiatan belajar mengajar sementara waktu demi keamanan siswa.
Korban Bertambah
Duka keluarga korban semakin dalam ketika salah satu anak, AG (11), yang sebelumnya menjalani perawatan intensif, meninggal dunia pada 24 September 2025 di RS Bethesda Yogyakarta. Dengan demikian, jumlah korban meninggal akibat peristiwa tragis ini bertambah menjadi dua orang.
Dengan ditemukannya mayat di jurang, spekulasi liar bermunculan di masyarakat. Namun, Kapolres Pacitan menegaskan pihaknya masih menunggu hasil otopsi untuk memastikan apakah jenazah tersebut benar adalah Wawan, pelaku pembacokan.
“Kami harap masyarakat tetap tenang, tidak berspekulasi, dan tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi,” tegas Ayub.
Polisi memastikan bahwa setiap perkembangan kasus ini akan segera diinformasikan secara resmi. Pihak keluarga korban juga diharapkan tetap sabar menanti proses hukum yang sedang berjalan.
Kasus ini menjadi perhatian luas, tidak hanya karena aksi sadis pelaku, tetapi juga karena dampaknya yang meluas ke kehidupan sosial masyarakat Pacitan. Hingga kini, publik masih menunggu kepastian identitas jenazah yang ditemukan, apakah benar pelaku atau orang lain. (*)
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |