TIMES PACITAN, JAKARTA – Berikut Khutbah Jumat TIMES Indonesia edisi 26 Desember 2025 dengan tema Apakah Pelaku Maksiat Keluar dari Iman? yang bisa dijadikan referensi khatib.
Khutbah Jumat Pertama
الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا. من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له.
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله، اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد، وعلى آله وأصحابه، ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين.
أما بعد، فيا أيها المؤمنون، أوصيكم ونفسي بتقوى الله، فقد فاز المتقون.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Salah satu persoalan penting dalam akidah Ahlussunnah wal Jama‘ah adalah bagaimana memandang pelaku maksiat dan dosa besar. Apakah mereka masih beriman atau telah keluar dari iman?
Rasulullah Saw bersabda:
لَا يَزْنِي الزَّانِي حِينَ يَزْنِي وَهُوَ مُؤْمِنٌ
وَلَا يَسْرِقُ السَّارِقُ حِينَ يَسْرِقُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ
وَلَا يَشْرَبُ الْخَمْرَ حِينَ يَشْرَبُهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ
“Tidaklah seseorang berzina saat ia berzina dalam keadaan ia beriman, tidak pula seseorang mencuri saat ia mencuri dalam keadaan ia beriman, dan tidak pula seseorang meminum khamar saat ia meminumnya dalam keadaan ia beriman.”
(HR. Muslim)
Hadis ini sekilas seolah menunjukkan bahwa pelaku maksiat kehilangan iman. Namun para ulama Ahlussunnah tidak memahami hadis ini secara zahir yang kaku.
Imam an-Nawawi رحمه الله menjelaskan:
أَنَّ مَعْنَاهُ لَا يَفْعَلُ هَذِهِ الْمَعَاصِي وَهُوَ كَامِلُ الْإِيمَانِ
Maknanya: pelaku maksiat tidak melakukannya dalam keadaan iman yang sempurna, bukan berarti ia keluar dari iman. Ini adalah bentuk nafyu al-kamâl (peniadaan kesempurnaan), bukan nafyu al-ashl (peniadaan pokok iman).
Inilah manhaj Aswaja: tawasuth dan adil, tidak mudah mengkafirkan, namun juga tidak meremehkan dosa.
Pandangan ini diperkuat oleh banyak dalil lain, di antaranya sabda Nabi Saw:
مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ
“Barang siapa mengucapkan la ilaha illallah, ia akan masuk surga, meskipun ia berzina dan mencuri.”
(HR. Muslim)
Juga hadis baiat ‘Ubadah bin ash-Shamit رضي الله عنه yang menegaskan bahwa pelaku dosa besar berada di bawah kehendak Allah: bisa diampuni, bisa diazab, namun tidak kafir.
Imam ath-Thahawi dalam Al-‘Aqidah ath-Thahawiyyah menegaskan:
وَلَا نُكَفِّرُ أَحَدًا مِنْ أَهْلِ الْقِبْلَةِ بِذَنْبٍ مَا لَمْ يَسْتَحِلَّهُ
“Kami tidak mengkafirkan seorang pun dari ahli kiblat hanya karena dosa, selama ia tidak menghalalkannya.”
Imam al-Ghazali dalam Ihya’ ‘Ulumiddin juga menyebutkan bahwa raja’ (harapan ampunan) harus berjalan seiring dengan khauf (takut akan azab), agar seorang mukmin tidak terjatuh pada keputusasaan maupun keberanian bermaksiat.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Pelaku maksiat tetap mukmin, namun imannya terluka dan melemah. Pintu taubat selalu terbuka. Maka tugas kita bukan menghakimi, melainkan menasihati, mendoakan, dan mengingatkan.
Marilah kita perbaiki iman kita dengan taubat, memperbanyak istighfar, dan menjauhi dosa, agar iman kita kembali utuh dan bercahaya.
أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم، فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.
Khutbah Kedua
الحمد لله حمدًا كثيرًا طيبًا مباركًا فيه، كما يحب ربنا ويرضى.
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله. اللهم صل وسلم على سيدنا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين.
أما بعد، فيا عباد الله، اتقوا الله حق تقاته، ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون.
اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات، والمسلمين والمسلمات، الأحياء منهم والأموات.
اللهم أصلح قلوبنا، وثبّت إيماننا، وجنّبنا الفواحش ما ظهر منها وما بطن.
اللهم لا تجعلنا من القانطين ولا من الآمنين من مكرك، واجعلنا من عبادك التائبين.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
فاذكروا الله العظيم يذكركم، واشكروه على نعمه يزدكم، ولذكر الله أكبر، والله يعلم ما تصنعون.
*) Oleh Yusuf Arifai, Dosen Ma’had Aly At-Tarmasi Pacitan
Naskah lengkap teks khutbah shalat jumat bisa diunduh di sini!. (*)
Referensi Kitab Kuning
- An-Nawawi, Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim, Juz 2
- Imam ath-Thahawi, Al-‘Aqidah ath-Thahawiyyah
- Imam al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulumiddin
- Al-Asy‘ari, Al-Ibanah ‘an Ushul ad-Diyanah
- Al-Baihaqi, Al-I‘tiqad
| Pewarta | : Yusuf Arifai |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |