TIMES PACITAN, PACITAN – Pemandangan tak biasa terlihat di lingkungan SMA Negeri Tulakan, Kabupaten Pacitan. Di tengah kesibukannya menjalankan tugas sebagai kepala sekolah, Winarto,  justru menunjukkan dedikasi luar biasa dengan turun langsung membantu pemasangan keramik di salah satu ruang kelas sekolahnya.

Mengenakan pakaian kerja sederhana dan berlumuran semen, Pak Win sapaan akrabnya Kepala SMAN Tulakan Winarto tampak antusias ikut dalam proses perbaikan lantai yang sedang dilakukan di sekolah tersebut.

Ia tidak sekadar memberi instruksi dari balik meja kerjanya, melainkan benar-benar turun tangan, mulai dari mengaduk semen, menyusun keramik, hingga memastikan setiap ubin terpasang dengan presisi.

Aksi spontan dan penuh semangat itu sontak menjadi perhatian warga sekolah. Guru, staf, hingga para siswa yang menyaksikan langsung tak bisa menyembunyikan rasa kagum mereka.

Kepemimpinan yang biasanya diasosiasikan dengan posisi formal dan kebijakan administratif, kini justru hadir dalam bentuk aksi nyata yang menyentuh dan menginspirasi.

“Bagi saya, memimpin bukan hanya soal mengatur atau menyuruh, tapi juga soal memberi contoh. Sekolah ini rumah kita bersama. Kalau kita ingin sekolah kita bersih dan nyaman, maka semua harus merasa bertanggung jawab,” ungkap Winarto sambil menyeka keringat di dahinya, Kamis (26/6/2025).

Menurutnya, keterlibatan langsung dalam kegiatan fisik di sekolah bukanlah sesuatu yang harus dihindari oleh pimpinan, justru sebaliknya, menjadi momen membangun kedekatan dan semangat kebersamaan dengan seluruh warga sekolah.

Langkah yang ditempuh Winarto mendapat respons positif dari para guru dan siswa. Banyak di antara mereka yang ikut tergerak untuk turut membantu, menciptakan suasana gotong royong yang hangat dan produktif.

SMA Negeri Tulakan selama ini dikenal sebagai salah satu sekolah yang cukup berprestasi di wilayah Pacitan.

Namun, dengan adanya kepemimpinan yang inspiratif seperti ini, sekolah tersebut kini juga dikenal sebagai institusi yang menjunjung tinggi nilai-nilai keteladanan, kebersamaan, dan tanggung jawab bersama.

Aksi sederhana namun bermakna ini diharapkan bisa menjadi contoh bahwa perubahan dan kemajuan tidak selalu datang dari program besar, tapi juga dari ketulusan dan aksi nyata di tengah keseharian. (*)