TIMES PACITAN, PACITAN – Institut Agama Islam Attarmasi Pacitan (IAI Attarmasi Pacitan) memastikan kerja sama dengan pemerintah daerah tidak berhenti pada penandatanganan dokumen.
Keseriusan itu ditunjukkan melalui audiensi langsung dengan Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji, di rumah dinas bupati, Minggu (28/12/2025).
Audiensi ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) serentak dengan puluhan instansi yang dilakukan sebulan sebelumnya. IAI Attarmasi Pacitan menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang menempuh langkah kolaborasi masif tersebut dan kini mulai menata fase implementasi.

Wakil Rektor Pelaksana Harian IAI Attarmasi Pacitan, Dr. Ali Mufron, menegaskan bahwa MoU hanya akan bernilai jika diturunkan dalam program kerja yang jelas, terukur, dan berdampak.
“Kerja sama tidak boleh berhenti di meja tanda tangan. Harus ada kerja lapangan dan hasil yang bisa diukur,” ujarnya, Rabu (31/12/2025).
Menurutnya, arah kebijakan pendidikan tinggi saat ini menempatkan riset dan pengabdian kepada masyarakat sebagai pilar utama, sejalan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi (التعليم، البحث العلمي، وخدمة المجتمع).
Karena itu, sinergi dengan pemerintah daerah menjadi kebutuhan strategis, bukan pilihan.
Sebagai langkah awal, IAI Attarmasi Pacitan membentuk dua kelompok kerja (Pokja) khusus yang bertugas mengawal tindak lanjut teknis kerja sama.
Selain itu, para dekan dan ketua program studi diminta segera menyusun rancangan kolaborasi sesuai kebutuhan fakultas dan program studi masing-masing.
“Kami ingin semua unit bergerak. Administrasi kami rapikan, program kami siapkan, lalu kami jalankan,” tegas Dr. Ali Mufron.
Melalui kolaborasi tersebut, IAI Attarmasi Pacitan menargetkan lahirnya program riset dan pengabdian yang menyentuh kebutuhan riil masyarakat, dengan melibatkan akademisi santri sebagai penggerak melalui prinsip al-‘ilmu lil ‘amal (العلم للعمل), ilmu harus berujung pada kerja nyata. (*)
| Pewarta | : Yusuf Arifai |
| Editor | : Ronny Wicaksono |