https://pacitan.times.co.id/
Berita

Dari Pedalaman Kalimantan, Gus Nasrul Ketua PP Pergunu Ingatkan Kekuatan NU Berada di Akar Rumput

Selasa, 16 September 2025 - 22:10
Dari Pedalaman Kalimantan, Gus Nasrul Ketua PP Pergunu Ingatkan Kekuatan NU Berada di Akar Rumput Dr KH Nasrulloh Afandi, Lc, MA, bersama PCNU Sukamara. (FOTO: PCNU Sukamara for TIMES Indonesia)

TIMES PACITAN, JAKARTA – Ketua Pengurus Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu), Dr. KH. Nasrullah Afandi, Lc., MA.,yang akrab disapa Gus Nasrul, mengingatkan pentingnya merawat kekuatan Nahdlatul Ulama (NU) yang tumbuh dari desa-desa. 

“Kekuatan inti NU ada di daerah-daerah, termasuk pedalaman Kalimantan dan sejenisnya. Di antara faktor penting yang membuat NU kuat adalah para ustaz dan guru ngaji di desa. Mereka dengan ikhlas mengajarkan generasi NU membaca Al-Qur’an, mengamalkan fikih dasar ibadah NU,” tegas Gus Nasrul saat berdiskusi dengan PCNU  Suka Mara, Kalimantan Tengah, Selasa (16/9/2025).

“Kalau generasi NU yang akar rumput ini tidak dirawat, maka akan diambil alih oleh juru dakwah dari organisasi luar NU yang memusuhi NU,” tambah Gus Nasrul yang juga kiai muda pesantren Balekambang Jepara Jateng itu. 

Tantangan Generasi Muda NU

Gus Nasrul juga "menjewer" fenomena generasi muda NU. “Diantara Kendala generasi muda ini adalah kalau sudah S2 saja, apalagi sudah S3. banyak yang merasa gengsi untuk mendidik dan merawat tunas-tunas NU di desa dan kampung,” ungkapnya.

Sementara itu, ia menilai kelompok lain justru semakin giat melakukan pembinaan kader di tingkat bawah. Intensitas itu, kata dia, merupakan bagian dari upaya sistematis untuk menguasai ruang dakwah di masyarakat. 

“Dari pihak lawan NU semakin intensif merawat kader dan generasi tunas muslim di daerah, itu sebagian dari wahabisasi,” tegasnya.

Tawadhu dan Rendah Hati

Selain penguatan kader di desa, Gus Nasrul juga menegaskan bahwa ruh NU sejak awal berdiri adalah akhlak dan sikap rendah hati. Ia mencontohkan perjalanan lahirnya jamiyah NU yang penuh dengan keteladanan.

“Inisiator lahirnya NU adalah Mbah Wahab Chasbullah. Namun, sebagai orang muda kala itu, beliau tahu diri karena ada yang lebih sepuh, yaitu Mbah Hasyim Asy’ari. Mbah Wahab sowan kepada Mbah Hasyim. Begitu juga Mbah Hasyim, beliau tidak serta merta memutuskan, melainkan sowan dulu kepada Mbah Kholil Bangkalan,” tutur Nasrullah.

Dari peristiwa sejarah itu, lanjutnya, jelas terlihat bahwa cikal bakal NU lahir dari sikap tawadhu dan akhlak mulia. Prinsip ini seharusnya tetap dipegang erat oleh pengurus NU di semua tingkatan.

“Kalau pengurus NU kehilangan sifat tawadhu ini, maka sesungguhnya kehilangan prinsip perjuangan para pendiri NU,” tegasnya lagi. 

Kritik untuk Pengurus NU Saat Ini

Gus Nasrul juga memberikan catatan kritis terhadap perilaku sebagian pengurus NU di era sekarang yang dinilai kurang dekat dengan masyarakat. Ia menilai sikap menjaga jarak hanya akan melemahkan hubungan NU dengan akar rumput.

“Belakangan ini banyak orang yang berada di struktur NU, baik pusat, wilayah, maupun cabang, membuat protokoler dan jaga jarak dengan masyarakat. Itu adalah tindakan yang kurang pas,” ungkap pendakwah yang aktif di berbagai provinsi Indonesia itu. 

Di penghujung diskusi, Ia menegaskan, NU akan tetap kuat jika pengurusnya mampu menjaga hubungan erat dengan umat, masarakat akar rumput, merawat tunas muda, serta meneladani sikap rendah hati para pendirinya.

Sementara itu, ketua PCNU kabupaten Suka Mara, KH Ashpihani menyatakan, sangat berterimakasih atas kunjungan Gus Nasrul, karena warga NU di pedalaman semacam Kalimantan ini sangat merindukan sentuhan para elite struktural NU. "Untuk sarana update informasi dan reorientasi kesemangatan berjuang," ucapnya. (*)

Pewarta : Yusuf Arifai
Editor : Hendarmono Al Sidarto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Pacitan just now

Welcome to TIMES Pacitan

TIMES Pacitan is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.