TIMES PACITAN, PACITAN – Tari Oglor menjadi identitas budaya yang melekat pada SMPN 2 Ngadirojo Pacitan. Tarian tradisional ini kerap tampil dalam berbagai acara dan selalu berhasil mencuri perhatian warga.

Setiap kali ditampilkan, Tari Oglor hampir tak pernah sepi penonton. Seperti saat peringatan kemerdekaan, ratusan warga Desa Wonokarto dan sekitarnya tampak antusias menyaksikan gerak para penari sejak awal hingga akhir. Gerakannya tegas, ritmenya dinamis, dengan iringan musik tradisional yang kuat dan berkarakter.

Tari Oglor mencerminkan semangat kebersamaan, keberanian, dan kerja keras masyarakat Pacitan. Nilai-nilai itu tampak jelas dalam penampilan para siswa SMPN 2 Ngadirojo. Gerak yang kompak, ekspresi percaya diri, serta kostum yang selaras menunjukkan latihan yang dijalani secara serius dan disiplin.

Persiapan penampilan dilakukan jauh hari. Para siswa rutin berlatih di bawah bimbingan guru seni budaya, sambil tetap menjalani aktivitas belajar di sekolah. Proses ini menjadi bagian dari komitmen sekolah dalam mengembangkan bakat seni sekaligus menjaga budaya lokal agar tetap hidup di kalangan pelajar.

Bagi masyarakat, Tari Oglor bukan sekadar hiburan. Penampilan ini menjadi ruang edukasi budaya, terutama bagi generasi muda. Lewat tari, siswa belajar mengenal identitas daerahnya, menumbuhkan rasa bangga, dan memahami arti penting pelestarian budaya.

Tepuk tangan meriah dari penonton menjadi penanda keberhasilan penampilan Tari Oglor SMPN 2 Ngadirojo. Banyak warga mengaku bangga melihat siswa-siswi tampil percaya diri membawa seni tradisi ke ruang publik.

Melalui Tari Oglor, SMPN 2 Ngadirojo, diharapkan ruang-ruang ekspresi seperti ini terus terjaga, agar seni tradisional Pacitan tetap tumbuh dan diwariskan dari generasi ke generasi. (*)