TIMES PACITAN, PACITAN – Rekrutmen calon siswa Sekolah Rakyat (SR) Pacitan tahap II atau 1C sudah ada progres positif. Hingga Selasa (26/8/2025), sudah ada 52 anak yang mendaftar dari kuota 100 siswa.

Plt Kepala Dinas Sosial Pacitan, Khemal Pandu Pratikna, menjelaskan bahwa target penerimaan difokuskan pada anak putus sekolah dari 12 kecamatan di Kabupaten Pacitan. 

Menurutnya, mayoritas calon siswa tersebut sudah bekerja meski hanya serabutan.

“Kami berikan pemahaman kepada mereka agar mau sekolah di SR. Meski memang berat meninggalkan pekerjaan mereka,” kata Khemal.

Ia menegaskan bahwa SR Pacitan setara dengan jenjang SMA. Semua fasilitas disediakan secara gratis, bahkan seragam yang diberikan mencapai delapan stel, termasuk pakaian tidur.

“Kita sampaikan bahwa semua fasilitas di SR ini semuanya gratis. Bahkan seragamnya ada delapan stel termasuk baju tidur. Itu yang menjadi daya tarik utama,” ujarnya.

Lebih jauh, Khemal menyebut sekolah ini tidak hanya menekankan aspek akademik, tetapi juga membentuk karakter siswa melalui kedisiplinan dan pembiasaan ibadah.

“Di sini para siswa ditanamkan kedisiplinan, pendidikan karakter. Salat lima waktu full berjamaah di masjid,” tambahnya.

Meski demikian, Khemal mengakui bahwa masih ada anak-anak yang belum tertarik untuk bergabung. Perubahan pola pikir masyarakat, menurutnya, membutuhkan upaya besar dan waktu.

“Yang jelas, merubah mindset itu perlu upaya keras dan waktu,” tuturnya.

Pembangunan Asrama Dikebut

Sejalan dengan rekrutmen siswa, pembangunan gedung asrama tahap dua di kawasan eks Balai Latihan Kerja (BLK) Jaten, Kelurahan Sidoharjo, Kecamatan Pacitan, terus dikebut. Dua bangunan asrama ini dirancang untuk menampung 100 siswa, masing-masing 50 anak per asrama.

Pantauan di lapangan pada Rabu (20/8/2025) lalu menunjukkan bahwa konstruksi pondasi bawah dan plat lantai sudah berdiri. Pengerjaan interior juga mulai dimasukkan oleh pihak kontraktor lain.

Pelaksana proyek, Ino Sukawardana, mengatakan bahwa pihaknya semula menargetkan pembangunan bisa rampung pada 26 Agustus 2025. Namun, pekerjaan sempat terkendala ketersediaan material tertentu.

“Terkendala material besi siku 70.70.7, pipa 1 inci sch 40, dan beberapa material MEP yang tidak tersedia di Pacitan,” jelas Ino, saat dikonfirmasi terpisah. 

Ia menyebutkan, sejak awal proyek ada 75 pekerja yang dilibatkan. Kini, jumlahnya berkurang menjadi 35 orang setelah renovasi bangunan BLK selesai. Dari total tenaga kerja itu, sekitar 20 persen berasal dari pekerja lokal, sementara sisanya didatangkan oleh mandor.

"Sampai kemarin sudah 85 persen," jelasnya. 

Nilai Kontrak Rp4,78 Miliar

Proyek pembangunan asrama SR Pacitan ini dimulai sejak 14 Juli 2025 dengan nilai kontrak sebesar Rp4,78 miliar. Masa pelaksanaan berlangsung sejak 25 Juli hingga 22 September 2025, atau total 60 hari kalender. Setelah itu, masih ada masa pemeliharaan selama 180 hari kalender.

Proyek ini berada di bawah Kementerian Pekerjaan Umum melalui Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Strategis Jawa Timur. Sementara itu, pengawasan dilakukan oleh konsultan CV Jagra Reka Nuswantara, dengan perencanaan oleh CV Bakti Pertiwi.

Dengan progres rekrutmen siswa yang sudah berjalan dan pembangunan asrama yang terus dikebut, Sekolah Rakyat Pacitan diharapkan mampu menjadi jawaban bagi anak-anak putus sekolah di daerah ini. Program tersebut tidak hanya membuka akses pendidikan menengah gratis, tetapi juga memberi harapan baru untuk membentuk generasi muda yang berkarakter dan siap menghadapi masa depan. (*)