TIMES PACITAN, PACITAN – Pemkab Pacitan memastikan program beasiswa pendidikan bagi mahasiswa berprestasi tetap berlanjut pada tahun depan. Namun, besar anggaran yang diajukan masih sama seperti tahun sebelumnya, yakni sekitar Rp300 juta.
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Pacitan, Ali Basit, menjelaskan bahwa hingga saat ini pihaknya masih menunggu kejelasan mengenai kuota penerima dan besaran dana yang akan disetujui.
“Tahun depan anggaran yang kita ajukan untuk beasiswa pendidikan tetap seperti tahun ini, hanya saja belum tahu, kayaknya tahun depan lebih efisiensi lagi,” ujar Ali Basit, Rabu (8/10/2025).
Ia menambahkan, belum ada informasi resmi terkait jumlah kuota penerima yang akan ditetapkan untuk tahun anggaran mendatang.
“Nanti kita dapat berapa kuotanya juga belum tahu,” tambahnya.
Ali berharap tidak ada pemangkasan dana untuk program beasiswa yang menjadi salah satu bentuk dukungan pemerintah daerah terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Pacitan.
“Mudah-mudahan ya tidak ada pemangkasan,” ujarnya.
Menurutnya, dana sebesar Rp300 juta yang diajukan setiap tahun sejauh ini tergolong cukup. Bahkan, tidak seluruhnya terserap karena sebagian penerima masih menjalani masa studi.
“Anggaran yang kita ajukan setiap tahun Rp300 juta. Itu biasanya ndak habis, masih ada sisa-sisa,” ungkap Ali.
Ia menegaskan, program beasiswa tersebut bersifat on going, artinya bantuan diberikan untuk mahasiswa yang sedang menempuh studi hingga selesai kuliah.
“Karena yang kita biayai itu program on going, kuliahnya udah jalan untuk meneruskan studinya sampai empat tahun lulus,” jelasnya.
Meski demikian, jika nantinya terdapat sisa anggaran dan peluang untuk menambah penerima baru, pihaknya siap membuka pendaftaran kembali.
“Jika tahun depan anggarannya tetap dan ada peluang penambahan pendaftaran baru, ya kita buka,” katanya.
Ali menyebutkan, bantuan beasiswa ini mencakup biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) serta biaya hidup bagi mahasiswa penerima. Adapun syaratnya adalah warga Pacitan yang memiliki Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) serta berprestasi secara akademik.
“Itu untuk biaya UKT dan biaya hidup. Syaratnya warga Pacitan, SKTM, berprestasi,” tuturnya.
Ia menjelaskan, selama dua tahun terakhir, besaran anggaran beasiswa belum mengalami perubahan. Namun, tahun depan diperkirakan akan ada penerima yang menyelesaikan studinya. (*)
“Tahun depan sudah ada yang lulus, dua orang strata satu di ISI Surakarta,” kata Ali.
Meski begitu, hingga saat ini belum ada pengajuan baru dari jurusan atau perguruan tinggi lain. Jika nantinya kuota dan anggaran sudah jelas, pemerintah akan mengumumkan pendaftaran secara terbuka.
“Kalau misalnya tahun depan anggaran dan kuotanya jelas, maka akan kami florkan secara terbuka pendaftarannya,” ujar Ali menambahkan.
Program beasiswa dari Pemkab Pacitan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan sekaligus memperluas akses masyarakat kurang mampu untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
“Agar SDM di Pacitan lebih meningkat dengan kuliah di perguruan tinggi,” tutup Ali Basit.
Dengan komitmen mempertahankan alokasi dana Rp300 juta setiap tahun, Pemkab Pacitan berupaya memastikan keberlanjutan program ini dapat berjalan efektif dan tepat sasaran. (*)
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |