TIMES PACITAN – Datang ke Pacitan saat libur Nataru tanpa membawa oleh-oleh rasanya belum lengkap. Kabupaten di ujung barat daya Jawa Timur ini tidak hanya dikenal dengan pantai dan goanya, tapi juga deretan produk kuliner lokal yang sudah jadi “pakem” wisatawan.
Menariknya, oleh-oleh khas Pacitan bukan sekadar tren musiman. Produk-produk ini dicari sepanjang tahun karena rasanya konsisten, mudah dibawa, dan punya ciri khas yang sulit ditemukan di daerah lain. Dari olahan ikan laut sampai camilan tradisional, semuanya punya pasar sendiri.
Berikut tujuh oleh-oleh khas Pacitan yang paling sering masuk tas wisatawan—relevan kapan saja, bukan cuma saat libur panjang.

1. Tahu Tuna
Tahu tuna sudah lama jadi identitas kuliner Pacitan. Isinya daging ikan tuna segar yang diolah gurih dan padat. Rasanya tidak aneh di lidah, justru cocok untuk semua kalangan.
Produk ini tersedia dalam versi matang maupun beku. Versi beku jadi favorit karena tahan perjalanan jauh. Tahu tuna juga sering dipilih karena praktis dan tidak ribet saat disajikan ulang.
2. Rengginang Manis
Berbeda dari rengginang asin pada umumnya, rengginang khas Pacitan punya rasa manis. Teksturnya renyah, ringan, dan tidak bikin enek.
Rengginang ini cocok jadi camilan santai atau suguhan tamu. Karena daya simpannya lama, wisatawan sering membelinya dalam jumlah banyak sebagai oleh-oleh massal.
3. Sale Pisang Anggur
Sale pisang anggur adalah contoh inovasi sederhana yang berhasil. Pisang matang dikeringkan lalu dibentuk kecil menyerupai anggur. Rasanya manis alami dengan tekstur kenyal.
Selain unik, produk ini unggul dari sisi kepraktisan. Tidak mudah rusak, ringan, dan aman dibawa ke luar kota. Karena itu, sale pisang anggur hampir selalu masuk daftar belanja wisatawan.
4. Otak-Otak Tuna Aroma Daun Pisang
Kalau ingin oleh-oleh berbasis laut dengan rasa kuat, otak-otak tuna jadi pilihan. Dibuat dari tuna segar berbumbu, dibungkus daun pisang, lalu dipanggang.
Aromanya khas, rasanya gurih, dan tetap terasa autentik meski disantap beberapa hari kemudian. Banyak produsen sudah menggunakan kemasan vakum agar produk lebih awet.
5. Dodol Pacitan, Aman untuk Semua Usia
Dodol Pacitan punya tekstur lembut dan rasa manis yang tidak berlebihan. Dibuat dari bahan sederhana dengan proses tradisional, dodol ini cocok untuk oleh-oleh keluarga.
Varian rasa dan ukuran kemasan yang beragam membuat dodol mudah dipilih sesuai kebutuhan. Karena awet, dodol termasuk oleh-oleh yang “aman” untuk perjalanan jauh.
6. Jadah Bakar
Jadah bakar adalah olahan ketan pipih yang dibakar hingga bagian luarnya kering. Rasanya sederhana, tapi justru itu yang dicari.
Biasanya disantap dengan kelapa parut atau sambal, jadah bakar merepresentasikan kuliner rumahan Pacitan. Produk ini sering diburu wisatawan yang ingin rasa tradisional tanpa gimmick.
7. Kopi Klethik Pacitan
Kopi klethik dikenal dengan cita rasa kuat dan varian campuran jahe. Cocok untuk yang suka kopi panas tanpa ribet.
Produk ini banyak dipilih karena fleksibel bisa dinikmati sendiri atau dijadikan oleh-oleh. Kopi klethik juga punya pasar loyal, terutama di kalangan penikmat kopi tradisional.
Bukan Tren, tapi Identitas
Oleh-oleh khas Pacitan bertahan bukan karena viral, tapi karena relevan. Produk-produk ini lahir dari bahan lokal, proses sederhana, dan rasa yang konsisten.
Bagi wisatawan, membeli oleh-oleh bukan soal gaya, tapi pengalaman. Dan bagi Pacitan, kuliner lokal ini sudah menjadi bagian dari identitas daerah yang terus hidup, tanpa perlu ikut-ikutan tren sesaat. (*)
| Pewarta | : Yusuf Arifai |
| Editor | : Bambang H Irwanto |