TIMES PACITAN, PACITAN – Polres Pacitan kini resmi meluncurkan dua program inovatif berbasis komunitas, yakni Kopling Bolo Bhabin dan SIM Bolo, guna memperkuat hubungan antara Polri dan masyarakat desa serta mempermudah pelayanan publik.
Kapolres Pacitan, AKBP Ayub Diponegoro Azhar, menjelaskan bahwa program Kopi Keliling atau Kopling merupakan implementasi dari salah satu dari 13 program unggulan Basudewo yang dicanangkan Ditbinmas Polda Jatim pada Juni 2025.
Di Pacitan, program ini dimodifikasi dengan pendekatan kearifan lokal, menjadi Kopling Bolo Bhabin.
Uniknya, sepeda motor dinas bhabinkamtibmas dimodifikasi bagian belakang dengan menambahkan kotak kayu praktis berisi kompor portabel, termos, hingga aneka camilan siap keliling ke pelosok desa.
Jumlah mereka 16 anggota bhabinkamtibmas yang disebar di 12 kecamatan.
"Kami aplikasikan sesuai kearifan lokal dengan ditambahkan kalimat 'bolo' yang berarti kawan. Tujuannya untuk lebih mendekatkan Polri dengan masyarakat, terutama di pelosok desa," ujar AKBP Ayub, Jumat (25/7/2025).
Dalam pelaksanaannya, Kopling Bolo Bhabin melibatkan sinergi antara Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan kepala desa. Mereka duduk bersama warga sambil ngopi dan berdiskusi tentang berbagai permasalahan, tidak hanya soal kriminalitas, tapi juga isu sosial lainnya.
"Harapannya, sambil ngopi, nongkrong bareng, di situ bisa ada diskusi dan problem solving. Agar permasalahan sosial bisa diselesaikan di tingkat desa," tambahnya.
Para bhabinkamtibmas tak hanya menyerap aspirasi warga, tetapi juga menyosialisasikan program kepolisian, menjaga Harkamtibmas, dan memberi edukasi soal pencegahan kejahatan.
Kapolres Pacitan, AKBP Ayub Diponegoro Azhar membagikan kopi buatannya kepada anggota usai peluncuran program. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
“Ini jembatan antara polisi dan masyarakat. Kami ingin suasananya hangat dan santai, seperti filosofi kopi,” ujar Bhabinkamtibmas Polsek Arjosari, Brigpol Didin Girang Pramuda, secara terpisah.
Selain itu, Polres Pacitan juga menggulirkan program SIM Bolo Bhabin, bekerja sama dengan Satuan Lalu Lintas. Program ini bertujuan mempersiapkan masyarakat desa sebelum mengikuti tes pembuatan SIM, agar tidak kaget saat ujian.
"Karena kecenderungan kami temukan di Satpas, banyak yang masih kaget karena tidak latihan tes SIM terlebih dahulu. Dengan coaching clinic, para Bhabinkamtibmas akan melatih masyarakat, baik untuk ujian praktik maupun teori," terang AKBP Ayub.
Rute latihan praktik dibuat sama persis dengan lintasan yang digunakan di Satpas. Pelatihan ini sebelumnya telah diberikan kepada Bhabinkamtibmas selama dua bulan dalam tiga kali pertemuan.
"Insyaallah dengan coaching clinic ini, angka kegagalan bisa diminimalisir. Animo masyarakat desa juga sangat baik. Harapan kami, dengan bantuan pemerintah desa, program ini bisa mendorong masyarakat segera memiliki SIM dengan cara yang benar," ujarnya.
Meski begitu, Kapolres menyoroti masih rendahnya kepemilikan SIM di kalangan warga desa. Banyak pelajar yang belum cukup umur sudah menggunakan kendaraan bermotor tanpa SIM.
"Ini menjadi problem bersama. Kami berharap ada solusi bersama pemerintah. Bagi pelajar yang belum cukup umur bisa menggunakan transportasi publik. Kalau tidak ada, sekolah bisa siapkan kendaraan antar jemput," tandasnya.
Dengan kedua program tersebut, Polres Pacitan berharap bisa menghadirkan pelayanan publik yang lebih humanis, solutif, dan dekat dengan masyarakat, khususnya di wilayah pedesaan. (*)
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Ronny Wicaksono |