TIMES PACITAN, PACITAN – Menjelang Hari Raya Idul Adha 2025, aktivitas jual beli di Pasar Pon, pasar hewan terbesar Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, tampak lebih ramai dari biasanya.

Kamis (5/6/2025) pagi, kawasan pasar tersebut dipadati oleh blantik (pedagang hewan), peternak, dan calon pembeli yang datang dari berbagai wilayah kecamatan.

Sejak pagi buta, suara sapi dan kambing bersahut-sahutan, menandai semaraknya perdagangan hewan kurban tahun ini. Namun, yang menarik perhatian adalah perbedaan tren harga antara dua hewan kurban utama: sapi dan kambing.

Menurut seorang blantik kambing asal Kecamatan Punung, Kamari (54),  harga kambing tahun ini relatif stabil. “Harga kambing masih di angka Rp1,8 juta per ekor, naik sedikit dari sebelumnya Rp1,6 juta. Naiknya cuma sekitar Rp200 ribu,” ujar Kamari saat ditemui di sela aktivitas jual beli.

Ia menambahkan, stabilnya harga kambing disebabkan oleh melimpahnya stok dari peternak lokal yang memang sudah mempersiapkan diri jauh-jauh hari menjelang Idul Adha. “Stok banyak, jadi harga enggak bisa naik tinggi. Peternak dari daerah-daerah seperti Nawangan, Bandar, dan Arjosari semua kirim kambing ke sini,” jelasnya.

Sementara kondisi berbeda justru terjadi pada lapak sapi. Permintaan tinggi menjelang hari raya disinyalir membuat harga  mengalami kenaikan cukup signifikan.

Blantik sapi asal Kecamatan Donorojo, Paiman (69), mengungkapkan bahwa harga sapi jenis lemosin kini melonjak cukup tajam. “Kalau sapi lemosin pekan lalu harga Rp23 juta, sekarang bisa sampai Rp26,5 juta per ekor. Naiknya lumayan, sampai Rp3,5 juta,” kata Paiman.

Ia menyebutkan, kenaikan harga sapi tahun ini disebabkan oleh beberapa faktor. Selain karena permintaan yang tinggi dari para pekurban, juga karena stok sapi besar tidak sebanyak tahun lalu.

“Sapi gede sekarang susah dicari. Banyak peternak kecil belum panen, dan kalau ada sapi bobot besar, cepat diborong,” lanjutnya.

Menurut Paiman, sapi jenis lemosin tetap menjadi favorit karena posturnya besar dan ideal untuk kurban. “Yang nyari kebanyakan instansi, kelompok warga, atau orang-orang yang kurban kolektif. Makanya sapi jenis ini cepat laku,” ujarnya.

Aktivitas Aman dalam Pantauan

Pantauan TIMES Indonesia di lapangan, selain blantik lokal, banyak pula pedagang dari luar daerah yang memanfaatkan momen ini untuk menjual hewan ternak mereka. Kendaraan angkut sapi dan kambing terlihat hilir mudik keluar masuk pasar.

Meski demikian, aktivitas perdagangan hewan berjalan lancar. Pihak pasar dan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pacitan juga terpantau rutin melakukan pemeriksaan kesehatan hewan guna mengantisipasi penyakit mulut dan kuku (PMK) serta antraks.

“Kita tetap waspada. Setiap hewan yang masuk pasar wajib dicek kondisi fisiknya. Kesehatan hewan kurban menjadi perhatian utama kami,” ungkap Plt. Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Pacitan, Agus Rustamto, secara terpisah. 

Adapun stok ketersediaan sapi yang datanya masuk sampai ke DKPP sebanyak 8000 ekor. Sementara untuk penyembelihan hewan kurban di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) diklaim tidak ada kendala dan siap digunakan. 

"Alhamdulillah sudah optimal, RPH mulai buka sore hari agar saat penyembelihan suasananya tepat. Hal ini menandakan adanya kepercayaan masyarakat terhadap RPH. Biasanya masjid-masjid sudah punya sendiri," jelas Agus. 

Masyarakat pun diimbau untuk lebih bijak dan selektif dalam memilih hewan kurban, baik dari sisi kesehatan maupun legalitas dokumen ternak. "Semoga petani mendapatkan berkah, pembeli dapat berkurban sesuai syariat," pungkasnya. 

Hari Raya Idul Adha tahun ini diperkirakan jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025, dan aktivitas perdagangan hewan kurban di Pacitan diprediksi puncaknya sampai pada akhir pekan nanti. (*)