TIMES PACITAN, PACITAN – Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pacitan (SMAN 1 Pacitan) saat ini tengah menghadapi dinamika baru dengan integrasi kecerdasan buatan (AI) dalam Kurikulum Merdeka Belajar.
Menurut Kepala SMAN 1 Pacitan, Adi Supratikto, keberadaan teknologi AI, meski penuh potensi, juga memunculkan sejumlah tantangan yang harus diatasi.
"Tantangan pertama adalah penyesuaian tenaga pendidik terhadap teknologi AI," katanya, saat ditemui TIMES Indonesia, Kamis (7/12/2023).
Meskipun AI dapat memperkaya pengalaman belajar, Adi menilai, diperlukan pelatihan intensif untuk memastikan guru dapat memaksimalkan penggunaan teknologi ini dalam pembelajaran sehari-hari. Namun, bukan hanya tantangan yang muncul. Peluang besar juga terbuka lebar dengan integrasi AI.
"Pembelajaran personalisasi, pemantauan progres siswa secara real-time, dan penyesuaian kurikulum berbasis data menjadi aspek yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan di SMAN 1 Pacitan," terangnya.
Suasana penilaian akhir sekolah SMAN 1 Pacitan berbasis online. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Sebagai contoh konkretnya, lanjut Adi, seorang siswa berhasil membuat karya tulis ilmiah yang diperlombakan di salah satu perguruan tinggi beberapa waktu lalu. Berkat orisinalitas tulisan, anak didiknya tersebut lolos dari plagiarisme.
"Alhamdulillah, siswa kami justru mendapat peringkat satu. Kriteria tingkat orisinalitasnya menjadi alasan penilaian karena setelah dicek tidak ada di internet," ujarnya.
Dengan keselarasan antara mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang, SMAN 1 Pacitan dapat menjadikan integrasi AI dalam Kurikulum Merdeka Belajar sebagai langkah maju untuk mencetak generasi yang siap menghadapi era teknologi.
"Itu artinya, para pembina dan guru di sekolah kami sudah memahami bagaimana memanfaatkan teknologi AI dengan bijak sesuai porsi," jelas Adi.
Sebagai informasi, SMAN 1 Pacitan beberapa hari ini tengah menggelar penilaian akhir semester. Para siswa diharuskan mengikuti seluruh tahapan dengan sungguh-sungguh dan tetap menjaga sportifitas dalam belajar. Dalam mengerjakan soal, mereka memanfaatkan sistem online berbasis intranet.
"Baik materi, aplikasi maupun server sudah disediakan dari sekolah. Mereka tidak diperkenankan membawa gadget lebih dari satu untuk mengantisipasi kecurangan siswa mengambil jawaban dari teknologi AI," pungkas Kepala SMAN 1 Pacitan, Adi Supratikto. (*)
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Ronny Wicaksono |