TIMES PACITAN, PACITAN – Panen raya durian di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur tahun 2023 tidak seperti sebelumnya. Sejumlah pedagang buah dengan rasanya yang khas ini justru mengaku omzetnya naik turun.
Penjual durian, A'lan Ni'am (40) mengatakan, salah satu penyebabnya lantaran masa panen hampir di seluruh wilayah dalam waktu bersamaan sehingga harus membanting harga menyesuaikan pasaran.
"Faktor utama panen raya hampir di setiap daerah, stok dari petani juga melimpah," katanya kepada TIMES Indonesia, Senin (18/12/2023).
Pria asal Desa Karangrejo, Kecamatan Arjosari itu menambahkan, faktor lain yang membuat omzetnya kurang stabil disinyalir hengkangnya para pekerja proyek Waduk Tukul Karanggede.
"Yang kedua pendatang proyek Waduk Tukul sudah pulang kampung, jadi pelanggannya juga berkurang," terang Ni'am.
Meski produksi buah durian melimpah di setiap daerah, menurut dia, para pedagang justru kesulitan mendapatkan stok. "Kalau dari petani langsung, sulit karena banyak pedagang keliling. Dan mayoritas mereka hanya menjual kepada pelanggan tetap," ujarnya.
Lebih lanjut, Ni'am mengatakan, durian yang ia jual merupakan jenis lokal bercita rasa manis dan pahit. Sedangkan, durian Bawor dan Montong hanya dijual jika ada pesanan.
"Lokal, warna kehijauan rasanya manis pahit satu lapak isi 10-20 buah. Kalau lokal hijau isi kuning satu strip lebih laku," ucapnya.
Sementara, satu buah durian lokal di lapak Ni'am dijual dengan harga Rp15-55 ribu. Ini berlaku untuk semua jenis. Adapun yang membedakan hanya ukuran besar kecilnya.
"hampir semua jenis harga sama, yang membedakan ukuran besar kecilnya saja. Untuk musim durian tahun ini cenderung lebih murah," jelasnya.
Di samping itu, cuaca yang ekstrem juga dinilai menghambat kelancaran transaksi penjualan durian. Terlebih lokasi lapak pria dua anak tersebut terpaut 30 kilometer dari Terminal Pacitan.
"Cuaca kadang panas, kadang hujan bikin aras-arasan pembeli datang ke sini, apalagi yang pakai motor," kata Ni'am.
Kondisi tersebutlah yang membuat omzet penjualan durian di Kabupaten Pacitan naik-turun. "Tahun 2022 lalu sehari dapat Rp1-5 juta. Sekarang tidak pasti," pungkasnya. (*)
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Deasy Mayasari |