TIMES PACITAN, PACITAN – Total kerugian akibat tanah longsor di Pacitan sepanjang Oktober 2025 mencapai Rp754,5 juta. 

Angka tersebut berasal dari kerusakan 16 rumah warga senilai Rp84,5 juta serta kerusakan infrastruktur talud dan badan jalan di enam titik dengan estimasi Rp670 juta.

Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Pacitan, Wahyu Fajar Yuliardi, menyampaikan pendataan lapangan telah tuntas dan menjadi dasar percepatan pemulihan. 

“Totalnya Rp754,5 juta. Angka ini kami laporkan untuk proses tindak lanjut bantuan dan perbaikan,” ujarnya kepada TIMES Indonesia, Jumat (31/10/2025).

Ia menegaskan rumah yang rusak akan mendapat bantuan stimulan material. Warga yang sudah memperbaiki rumah secara mandiri tetap akan tercatat sebagai penerima. “Pendekatan kami mendorong percepatan pemulihan hunian. Yang penting masyarakat kembali aman,” kata Yuliardi.

Yuliardi menambahkan, langkah pasca bencana juga tengah disiapkan. 

“Untuk rumah terdampak, yang terkena kerusakan fisik, akan kami berikan bantuan stimulan material. Sedangkan untuk infrastruktur badan pengaman (talud), kami sudah berkoordinasi dengan dinas teknis PU. Dalam rangka percepatan pemulihan, kami akan usulkan penanganannya menggunakan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT),” jelasnya.

Selain pemulihan hunian, perbaikan talud dan akses jalan turut menjadi perhatian agar mobilitas warga tetap lancar dan aman. BPBD juga menyiapkan rekomendasi teknis untuk penguatan struktur di wilayah rawan tanah bergerak.

Memasuki musim hujan, BPBD mengimbau warga di daerah perbukitan untuk meningkatkan kewaspadaan. Retakan tanah, rembesan air, dan pohon miring diminta menjadi perhatian. 

“Kalau ada tanda-tanda potensi longsor, segera lapor dan cari lokasi aman,” tegas Yuliardi. 

Pemerintah desa juga diminta aktif melakukan mitigasi, mulai pembersihan saluran air, penanaman vegetasi, hingga kesiapsiagaan jalur evakuasi. Targetnya, respons cepat berjalan dari tingkat bawah untuk menekan risiko korban dan kerusakan lebih luas di Pacitan. (*)