https://pacitan.times.co.id/
Berita

100 Siswa Sekolah Rakyat Pacitan Mulai Masuk Asrama, MPLS Dimulai dengan Cek Kesehatan

Senin, 14 Juli 2025 - 08:25
100 Siswa Sekolah Rakyat Pacitan Mulai Masuk Asrama, MPLS Dimulai dengan Cek Kesehatan Para siswa Sekolah Rakyat Pacitan mengikuti tes kesehatan dan kebugaran sebelum masuk asrama dan MPLS. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

TIMES PACITAN, PACITAN – Sebanyak 100 peserta didik Sekolah Rakyat (SR) Pacitan resmi mulai masuk asrama pada Senin (14/7/2025). Kegiatan ini sekaligus menjadi awal pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi para siswa baru.

Menurut Plt Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Pacitan, Luky Puspitosari, proses dimulai sejak pagi hari dengan tes kesehatan dan kebugaran yang terpusat di Gedung Karya Dharma dan area Pendopo Kabupaten Pacitan.

Para-siswa-Sekolah-Rakyat-Pacitan-2.jpg

“Kegiatan dimulai pukul 06.00 WIB. Para siswa mengikuti pemeriksaan kesehatan dan kebugaran secara gratis. Tes ini meliputi pemeriksaan lari, status gizi, kesehatan jiwa, pendengaran, penglihatan, gigi, berat badan, dan tinggi badan,” terang Luky.

Ia menambahkan, pemeriksaan ini penting untuk memastikan seluruh siswa dalam kondisi sehat sehingga bisa mengikuti kegiatan belajar dengan baik dan tidak memiliki riwayat penyakit yang berisiko selama menempuh pendidikan di asrama.

Setelah menjalani serangkaian tes, pada pukul 11.00 WIB para siswa mulai masuk ke lingkungan asrama. Mereka langsung diarahkan untuk membersihkan diri, makan siang bersama, kemudian melaksanakan salat berjemaah. Selanjutnya siswa mengikuti agenda MPLS yang digelar di ruang kelas.

Para-siswa-Sekolah-Rakyat-Pacitan-3.jpg

“Alhamdulillah, selama ini semua berjalan lancar. Tidak ada kendala berarti karena komunikasi kita dengan berbagai pihak sudah terjalin baik,” ucap Luky.

Semua Kebutuhan Siswa Sudah Dipenuhi Kemensos

Dalam kesempatan itu Luky juga menjelaskan bahwa seluruh kebutuhan para siswa di asrama sudah dipersiapkan dengan lengkap oleh Kementerian Sosial (Kemensos) RI.

“Tempat tidur, bantal, guling, dan selimut sudah siap. Peralatan mandi, sandal, handuk bahkan pembalut untuk siswi juga tersedia. Dispenser pun sudah ada,” bebernya.

Untuk makan, saat ini masih memanfaatkan layanan katering. Namun rencananya, setelah program berjalan lebih stabil, akan tersedia juru masak khusus yang menetap di lokasi.

“Mulai makan siang pertama sudah langsung kita layani. Nanti ke depannya tetap ada juru masak khusus,” tambah Luky.

Di sela kegiatan, juga dilaksanakan koordinasi melalui daring bersama Menteri Sosial RI, Gus Saifullah Yusuf, pada pukul 09.00 WIB. Agenda ini diikuti oleh 63 titik pelaksanaan Sekolah Rakyat se-Indonesia, termasuk Pacitan, untuk memastikan seluruh persiapan berjalan baik.

Pengalaman Siswa: Senang dan Tidak Gugup

Salah satu siswa asal Desa Tamanasri, Kecamatan Pringkuku, Fara Maelani,  mengaku antusias mengikuti MPLS. Ia bahkan datang lebih awal dibanding siswa lain.

“Saya berangkat dari rumah pukul 05.41 WIB, diantar ayah. Senang sekali, Pak, bisa ketemu teman-teman baru. Saya ke sini bersama tiga teman lainnya,” ungkap Fara dengan wajah semringah.

Ia juga bercerita kesan pertama tinggal di asrama cukup menyenangkan. “Asramanya bagus dan nyaman, kelasnya juga bersih serta rapi,” katanya.

Kepala Sekolah: Pengenalan Agar Tidak Kaget

Kepala Sekolah Rakyat Pacitan, Nanang Adang Kusdinar, menyampaikan bahwa inti kegiatan MPLS ini memang untuk memperkenalkan para siswa dengan lingkungan sekolah sekaligus menyiapkan mental mereka tinggal di asrama.

“Karena mereka kan sebelumnya terbiasa hidup dengan keluarga. Sekarang harus tinggal di asrama, sehingga perlu ada masa adaptasi supaya tidak kaget dengan kebiasaan dan tata tertib di asrama,” jelas Nanang.

Nanang menuturkan, kurikulum Sekolah Rakyat ini sudah rampung dipersiapkan oleh Kemensos RI. Pada minggu ketiga, pembelajaran sudah akan berjalan normal.

“Saat ini kita fokus pada pemetaan minat dan bakat anak. Pagi sampai sore mereka belajar di sekolah, lalu menjelang magrib masuk asrama untuk aktivitas sore dan malam,” kata Nanang.

Untuk pendampingan, di asrama sudah disiapkan dua wali asrama, masing-masing satu untuk putra dan satu untuk putri, serta seorang wali asuh. Namun Nanang mengakui, idealnya dibutuhkan sepuluh orang pendamping sehingga proses penambahan SDM ini masih terus diupayakan bersama Kemensos.

“Sekarang sudah ada tiga orang. Nanti bertahap akan ditambah,” ujarnya.

Satu Kelas 25 Siswa, Asrama Jadi Rumah Kedua

Nanang menambahkan, total siswa baru yang mulai tinggal di asrama ini dibagi ke dalam empat rombongan belajar (rombel) masing-masing berisi 25 anak. Pembagian ini bertujuan agar proses belajar mengajar berlangsung lebih kondusif dan efektif.

“Kita ingin suasana kelas lebih dekat, guru juga bisa lebih intens mendampingi anak-anak,” kata dia.

Nanang berharap, dengan program ini para siswa tidak hanya berkembang dalam aspek akademik, tetapi juga tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, berakhlak baik, serta memiliki keterampilan sosial yang tinggi.

“Kami semua di sini berusaha membuat asrama seperti rumah kedua bagi mereka. Harapannya nanti anak-anak ini bisa sukses, pulang membawa perubahan baik untuk keluarga dan lingkungannya,” pungkasnya. (*)

Pewarta : Yusuf Arifai
Editor : Bambang H Irwanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Pacitan just now

Welcome to TIMES Pacitan

TIMES Pacitan is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.