TIMES PACITAN, MALANG – Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) resmi memperpanjang masa penutupan jalur pendakian Gunung Semeru hingga 8 Februari 2025. Sebelumnya, jalur pendakian ditutup mulai 2 hingga 19 Januari 2025.

Kepala Balai Besar TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraja, di Kota Malang, Jawa Timur, menjelaskan bahwa keputusan ini diambil berdasarkan evaluasi terkini terhadap kondisi cuaca yang dipengaruhi oleh cuaca ekstrem.

"Kami terus memantau perkembangan kondisi cuaca yang saat ini cukup ekstrem. Selain itu, kami juga merujuk pada imbauan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengenai potensi cuaca buruk selama Januari 2025," jelas Rudijanta.

Perpanjangan ini telah dituangkan dalam Surat Pengumuman Nomor: PG.2/T.8/TU/KSA.5.1/B/01/2025 yang diterbitkan oleh Balai Besar TNBTS.

Keselamatan Pendaki Jadi Prioritas Utama

Langkah ini diambil untuk memastikan keamanan dan keselamatan para pendaki dari risiko bencana alam yang mungkin terjadi akibat cuaca ekstrem.

"Kami ingin melindungi para pengunjung dari potensi bahaya yang dapat timbul selama pendakian di tengah cuaca ekstrem," tambah Rudijanta.

Sebelumnya, jalur pendakian Gunung Semeru sempat dibuka kembali pada 23 Desember 2024, setelah mendapat koordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Namun, pembukaan tersebut hanya membolehkan pendakian hingga Ranu Kumbolo dengan kuota harian terbatas, yakni 200 pendaki, yang harus didampingi oleh Persatuan Pemandu Gunung Semeru Terdaftar (PPGST).

Namun, pada 30 Desember 2024, Balai Besar TNBTS kembali mengumumkan penutupan sementara jalur pendakian untuk periode 2–16 Januari 2025. Keputusan ini kemudian diperpanjang hingga 19 Januari 2025 karena adanya ancaman cuaca buruk di awal tahun. (*)