https://pacitan.times.co.id/
Berita

Banyak yang Tak Tahu, Tokoh Spiritual Pacitan Sebut Pohon Ini Bisa Atasi Krisis Air

Jumat, 01 November 2024 - 14:31
Banyak yang Tak Tahu, Tokoh Spiritual Pacitan Sebut Pohon Ini Bisa Atasi Krisis Air Sayyid Hizbullah Hasan Ba'abud saat ditemui di kediamannya Desa Widodo, Pacitan. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

TIMES PACITAN, PACITAN – Di tengah persoalan krisis air yang semakin terasa, seorang tokoh spiritual Kabupaten Pacitan, Sayyid Hizbullah Hasan Ba'abud, mengungkapkan bahwa pohon trembesi sebenarnya bisa menjadi solusi yang ampuh. Menurutnya, trembesi memiliki dua nilai penting, yakni ekonomis dan ekologis.

“Pohon trembesi memiliki nilai ekonomis yang bisa mendukung kebutuhan hidup masyarakat, sekaligus nilai ekologis sebagai penjaga kelestarian sumber air,” jelasnya pada Jumat (1/11/2024).

Namun, Sayyid Hizbullah menyesalkan bahwa pohon trembesi kini sering ditebang dan dijual, berbeda dengan 10-15 tahun yang lalu ketika masyarakat tak sembarangan menebang pohon ini. 

Kala itu, Pemkab Pacitan memberlakukan aturan ketat tentang penebangan pohon, sehingga banyak mata air yang terjaga dan bisa dimanfaatkan masyarakat saat musim kemarau panjang.

“Dulu, kalau belum sesuai ukuran tertentu, pohon trembesi tidak boleh ditebang,” kenangnya. 

Namun sekarang, ia menyayangkan bahwa banyak orang hanya memikirkan keuntungan jangka pendek tanpa memperhitungkan dampak jangka panjangnya.

Lebih lanjut, Sayyid Hizbullah menjelaskan bahwa pohon trembesi memiliki kemampuan menyerap dan menyimpan air yang tinggi serta pertumbuhan yang relatif cepat. 

Oleh karena itu, ia menyarankan agar lahan-lahan tidak produktif di Pacitan bisa ditanami trembesi. “Masih banyak hutan rakyat yang belum dimanfaatkan maksimal. Pemkab Pacitan bisa mendorong penanaman trembesi di lahan-lahan tersebut,” tambahnya.

Tak cukup sampai di situ, upaya pemerintah saat ini dianggap kurang memadai dalam menghadapi permasalahan lingkungan. Ia menyebut terasering, yang dulunya diterapkan untuk mencegah erosi dan menjaga cadangan air, kini hampir tak terlihat lagi di wilayah Pacitan. 

Akibatnya, sungai-sungai semakin dalam dan air tak lagi meresap ke permukiman atau lahan warga sehingga menyebabkan sulitnya akses air bagi masyarakat.

Dampak lainnya adalah abrasi yang semakin parah, serta kedalaman sumur gali yang terus bertambah. 

“Kalau dulu cukup menggali 4 meter sudah keluar air, sekarang harus 8 hingga 12 meter,” keluhnya. 

Ditambah lagi, pengerukan sungai atas alasan normalisasi justru memperparah kondisi, membuat air lebih sulit mengalir ke pekarangan warga.

Bagi Sayyid Hizbullah, solusi untuk krisis air di Pacitan bisa dimulai dari langkah sederhana, yakni kembali menanam pohon trembesi secara bijaksana. Dengan kolaborasi pemerintah dan masyarakat, ia optimis Pacitan dapat mengatasi krisis air dan menjaga keseimbangan lingkungan yang semakin terancam.

Seperti diketahui, krisis air di Pacitan, merupakan masalah yang sering terjadi setiap tahunnya, terutama saat musim kemarau. Hal ini disebabkan oleh kondisi geografis yang berbukit dan kurangnya sumber air yang stabil. 

Beberapa dampak dari krisis air di Pacitan, di antaranya banyak sumber air yang mengering, sehingga warga bergantung pada bantuan air untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. 

Untuk mengatasi krisis air, Pemkab Pacitan melalui Dinas PUPR telah mengambil beberapa langkah, seperti:

  • Membangun sarana penyediaan air baku, seperti sumur bor dan penampungan air
  • Mengoptimalkan embung dan Satgas air bersih
  • Melakukan proses mitigasi dan eksekusi di desa-desa yang rawan kekeringan
  • Mengimbau masyarakat untuk berhemat air dan menggunakan air secara bijak. (*) 

 

Pewarta : Yusuf Arifai
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Pacitan just now

Welcome to TIMES Pacitan

TIMES Pacitan is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.